Rabu, 01 Juni 2016

Setahun Hari Kepergian Mu

26 Ruwah 1436 : 14 juni 2015. hari yang bersejarah begi kami .....


Terang dan gelap berputar silih berganti menghiasi hari demi hari, bulan demi bulan hingga tanpa terasa kini telah setahun beliau meninggalkan kami. Aku tahu, pastilah beliau telah tenang disisi-Nya. Tapi kenangan tentangmu dihati kami tidak akan pernah mati meski tahun telah berganti, tidak akan pernah hilang meski begitu banyak urusan berlalu lalang.

Mengenangmu selalu membuat kedua jendela dunia mengembun, bahwa syukur yang tiada terkira memiliki Abah sepertimu. Dirimu yang sama sekali tidak materialis, beliau adalah pekerja keras untuk menghidupi kami dan memberikan yang terbaik untuk kami. beliau sosok yang sangat kuat, meski onak kehidupan tiada henti menghampiri, namun beliau tetap sabar untuk tetap mendidik putra-putrimu yang cukup banyak hingga kami semua dewasa. Dirimu seoarang yang memiliki Tawakkal yang sangat kagum, apapun yang tengah menimpa, ujian seberat apapun beliau jalani dengan tetap tersenyum dan berpasrah sepenuhnya pada-Nya(Allah) “Bahwa Dia Maha Adil…”

Kejayaan yang pernah beliau alami di masa hidup tidak membuatmu gila dunia, tetapi justru semakin menjadikanmu tunduk kepada-Nya(Allah). “Harta itu cuma titipan, yang suatu saat bisa diambilnya kembali.”…Begitu juga saat dirimu semakin senja, dan kejayaan mulai pudar, beliau pun tetap tersenyum dan semua tidak menyurutkan ketaqwaanmu padaNya(Allah), beliau justru semakin taat.

dan beliau tidak pernah menuntut kami untuk banyak hal, beliau hanya selalu mengajarkan dan mengingatkan “Jadilah orang yang selalu mengingat allah dan melakukan sholat.”…. beliau adalah sosok yang membanggakan bagi kami untuk mengajarkan nilai-nilai kebaikan kepada kami.


Maafkan aku, yang masih jauuuuh dari kedalaman ilmu mu.
Maafkan aku, yang belum sempat membahagiakanmu.
Maafkan aku, yang belum bisa meneladani kebijaksanaanmu
Maafkan aku, yang belum bisa mencontoh ibadahmu
Maafkan aku, yang mungkin kurang memperhatikan kesehatanmu.


Maafkan aku, yang kemarin tidak cukup memberikan banyak waktu untukmu, karena sering sibuk dengan urusan sendiri. Dan beliau, tidak pernah komplain. Meski sering aku pulang malam, pagi sudah pergi lagi, menyiapkan kebutuhanmu sekadarnya, beliau tidak pernah protes. Kepercayaanmu begitu tinggi padaku, bahwa anakmu ini pastilah memilih jalan yang benar, bertanggungjawab atas diriku sendiri, dan bertanggungjawab atas apa yang aku lakukan. beliau tidak pernah protes, beliau hanya sekedar menanyakan ngapain saja dan kemana saja, dan beliau selalu menjadi pendengar atas cerita-ceritaku dan beliau sangat mengerti. No HP ku terpampang dengan begitu besar di dekat telpon mu, untuk membantu kedua mata yang telah rabun, jika beliau merasa khawatir denganku, beliau akan menelponku.

Maafkan aku yang terlalu asik dengan duniaku sehingga sering membiarkanmu sendiri. Maafkan aku yang terlalu enjoy dengan Hobiku, sementara mungkin beliau membutuhkan teman untuk sekedar ngobrol.

Di malam terakhir kesadaranmu, Masih terlihat jelas dipelupuk mata, dan di siang hari saat syakarotul maut menjemputmu dan akhirnya kau pun pergi dengan tersenyum. Wajahku ku dekatkan di wajah mu dan ku letakkan di keningmu, dengan mata tertutup, diiringi nafas yang lambat-lambat sebelum akhirnya aku pun merelakanmu. . Dan aku tahu, akupun akan mengalaminya.

Allah, tempatkanlah beliau disisimu yang paling mulia. Perjuangan beliau luar biasa, pengabdian beliau luar biasa, ketaatan beliau luar biasa. Dan bimbinglah aku untuk meniru keteladanan beliau, agar kami menjadi jalan pahala untuknya yang tiada pernah berhenti. Amin…

Dengan segala kehormatan, ketundukan, dan juga Cinta….
Untuk mu Abah….
Terimakasih banyak untuk segala yang telah beliau berikan kepada kami, yang jasamu tidak pernah bisa terbayar dengan apapun. Terimakasih, hanya Allah yang mampu membalas semuanya…..

26 Ruwah 1437 : 2 juni 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar